Jumat, 06 Januari 2012

Nomor Punggung Pemain Manchester United Musim 2011/2012

1. David de Gea
3. Patrice Evra
4. Phil Jones
5. Rio Ferdinand
7. Michael Owen
8. Anderson
9. Dimitar Berbatov
10. Wayne Rooney
11. Ryan Giggs
12. Chris Smalling
13. Park Ji-Sung
14. Chicharito
15. Nemanja Vidic
16. Michael Carrick
17. Nani
18. Ashley Young
19. Danny Welbeck
20. Fabio
21. Rafael
23. Jonny Evans
24. Darren Fletcher
25. Antonio Valencia
26. Gabriel Obertan
27. Federico Macheda
28. Darron Gibson
29. Tomasz Kuszczak
30. Ritchie de Laet (on loan to Norwich City until 30 June 2012)
32. Mame Biram Diouf
33. Bebe (on loan to Besiktas until 30 June 2012)
34. Anders Lindegaard
35. Tom Cleverley
37. Robert Brady
40. Ben Amos
41. Joshua King
42. Paul Pogba
45. Oliver Gill
46. Ryan Tunnicliffe (on loan to Peterborough United  until 31 December 2011)
47. Oliver Norwood
49. Ravel Morrison
50. Sam Johnstone
(ME42)

Selasa, 03 Januari 2012

TIPS AUTOCAD: SKALA PLOT / PRINT PADA TAB MODEL

SKALA PLOT / PRINT PADA TAB MODEL





 
Banyak dari mereka yang menggunakan autoCAD masih bingung bagaimana mencetak atau memplot gambar yang sudah selesai dikerjakan pada kertas gambar ukuran A4, A3, atau ukuran kertas yang lain. Hal ini disebabkan gambar yang dicetak harus memiliki skala tertentu khususnya untuk gambar-gambar teknik. Beda jika gambar itu hanya untuk presentasi atau untuk melihat hasil sementara saja, maka tidak perlu menyesuaikan skala gambar.
Bagi mereka yang pernah kursus ataupun belajar sendiri, pada waktu pertama kali menggambar pasti diberitahukan bahwa menggambar di AutoCAD sebaiknya menggunakan ukuran yang sebenarnya / yang asli. Ini dimaksudkan agar kita lebih mudah dan lebih cepat dalam menggambar dibandingkan cara manual. Bisa saja kita menggambar di AutoCAD dengan cara memasukkan ukuran yang dihitung skalanya seperti cara manual, namun ini tidak efektif terlebih pada skala gambar yang bukan kelipatan 10 seperti 1:25, 1:75, dan sebagainya. Nanti pada saat akan mencetak gambar, barulah ditentukan perbandingan skala yang sesuai dengan kertas dan kebutuhan tampilan gambar.
Misalnya ukuran objek 30 x 30 cm, maka pada AutoCAD digambar juga dengan ukuran 30 x 30, ukuran panjang ruang 3 meter maka digambar harus dijadikan satuan centimeter yaitu 300 cm. Artinya di sini kita harus konsisten dalam menggunakan satuan ukuran karena autoCAD pada dasarnya tidak berpatokan pada satuan tertentu. Garis yang panjangnya 1 unit (dibaca: yunit) bisa dianggap 1 meter, 1 cm, atau bahkan 1 km oleh penggambar, tergantung dari konteks gambar secara keseluruhan dimana ukuran garis yang lain juga dihitung dalam satuan yang sama berdasarkan ukuran objek yang sebenarnya.
Permasalahannya kita tidak mungkin mencetak gambar yang ukurannya 1 meter di kertas A3 yang ukurannya hanya 0,42 m x 0,297 m. Untuk itu gambar harus dicetak dengan perbandingan atau skala tertentu yang standar seperti 1:100, 1:50, atau 1:200, dimana skala yang dipilih harus bisa menampilkan seluruh gambar yang dipilih pada kertas. Sekedar mengingatkan bahwa skala 1: 100 artinya 1 cm di kertas mewakili 100 cm atau 1 meter ukuran objek yang sebenarnya.
Untuk keperluan cetak-mencetak ini AutoCAD sudah menyediakan jendela atau tab khususnya yaitu tab Layout yaitu dengan mengklik di samping tab Model. Namun pada postingan kali ini saya hanya akan membahas bagaimana cara mencetak gambar langsung pada tab model saja. Jika ada kesempatan, pada postingan berikutnya nanti akan saya bahas lebih lanjut bagaimana mencetak gambar dari tab layout.
Adapun langkah-langkah untuk mencetak gambar pada autoCAD langsung dari tab model adalah sebagai berikut:
1.      Buatlah ukuran kertas (A3 / A4 / F4, dll) berupa kotak (sebagai batas kertas) dengan perintah rectangle  dengan ukuran sesuai dengan satuan yang digunakan pada gambar. Misalnya Anda menggunakan meter maka gambarlah kertas dengan satuan meter. Contoh kertas A3 digambar dengan ukuran 0.42 x 0.297 dalam satuan meter atau sesuaikan dengan ukuran kertas yang anda pakai (A1 / A4 / F4, dll).
2.      tentukan skala gambar yang akan digunakan. Dan jangan lupa sesuaikan posisi kertas, apakah berdiri (potrait) atau rebah (landscape). Caranya dengan memutar kotak kertas 90° dengan perintah rotate .
3.      jika anda akan mencetak gambar menggunakan skala 1:100 maka perbesarlah kotak kertas (ukuran asal) dengan perintah scale  sebesar 100 kali. Jika skala 1 : 50 perbesarlah 50 kali, demikian seterusnya.
4.      aturlah gambar dalam batas kertas dan sesuaikan ukuran teks, dimensinya, serta skala arsiran. Ingat jangan sampai gambar melewati batas kertas. Jika gambar tidak muat dalam batas kertas berarti Anda harus mencari skala yang sesuai dan ulangi langkah no. 3.
5.      untuk mencetak gambar bisa dimulai dengan perintah plot . Kemudian akan tampil kotak dialog seperti gambar di bawah ini:

6.      dalam kotak dialog di atas sebelum kita memplot ada beberapa hal yang perlu disetting. Pada bagian printer/plotter pilihlah jenis printer yang anda pakai dan sudah dihidupkan. Pada paper size carilah ukuran kertas yang dipakai. Pada plot area (what to plot) pilihlah window dan klik ujung kiri atas dan ujung kanan bawah batas kertas pada tab model. Pada plot scale di sini saya mengambil contoh skala 1 : 100 artinya 1 cm atau 10 mm mewakili 1 unit atau 1 meter (jika meter dijadikan satuan gambar pada tab model). AutoCAD menggunakan satuan mm atau inchi untuk ukuran kertas. Jadi skala pada pengaturan di kotak dialog tidak mengikuti perbandingan skala yang tertulis pada judul gambar tapi harus menyesuaikan dengan satuan ukuran gambar yang kita pakai.
7.      berikutnya adalah memilih portrait atau landscape pada drawing orientation. Agar pengaturan ini bisa dipakai lagi untuk mencetak gambar yang lain klik kotak centang save changes to layout pada plot option. Oh iya, kita bisa juga melakukan pengaturan seperti gambar kotak dialog di atas melalui perintah pagesetup.

 contoh area kertas gambar ukuran A3

NB: kotak warna merah merupakan batas tepi kertas dan tidak akan terlihat pada hasil cetakan karena kotak ini bisa kita taruh pada layer tersendiri yang sudah diatur agar tidak tercetak.

Demikianlah tips dari saya bagaimana mencetak gambar pada autoCAD langsung dari tab model. Namun kekurangannya adalah jika kita ingin mencetak beberapa gambar yang berbeda skalanya dalam satu kertas agak repot jika langsung dari tab model ini. Karena salah satu gambar harus di-scale agar sesuai dengan skala gambar yang lain, namun ukuran dimensi gambar yang di-scale tadi berubah dan tidak mencerminkan ukuran yang sebenarnya. Untuk mengakalinya, sebelum di-scale kita dapat meng-explode gambar tersebut sehingga tampilan ukuran dimensinya tidak berubah waktu di-scale.
 

Senin, 02 Januari 2012

Menjadi Pribadi Yang Lebih Mudah Memaafkan

Sahabatku yang baik hatinya,

Di pagi yang damai ini, niatkanlah ini untuk dirimu …

Tuhanku Yang Maha Adil,

Engkau tak mungkin mengijinkan orang lain melukai hatiku, tanpa rencana pemuliaan diriku.

Karena seharusnya, tak harus sulit bagiku untuk memaafkan orang baik yang tanpa sengaja melukaiku, apalagi mereka yang mencintaiku. Karena, ...

Cinta adalah pengertian yang lembut dalam keperkasaannya.

Aku tak perlu enggan memaafkan orang yang tidak baik, karena hanya hati yang besar yang mampu memaafkan orang yang tidak pantas dimaafkan.

Tuhanku Yang Maha Pemelihara,

Restuilah upayaku hari ini untuk menjadi pribadi yang lebih mudah memaafkan, agar hati dan pikiranku terbebas dari kesedihan, kemarahan, dan keinginan untuk membalas.

Sesungguhnya, memaafkan menyelamatkan diriku dari kerusakan yang disebabkan oleh kebencian.

Damaikanlah hatiku, jernihkanlah pandanganku, agar mudah kulihat dan kucapai hadiah yang Kau sediakan bagi keikhlasanku untuk memaafkan.

Aamiin
 
 
dikutip dari Mario Teguh FanPage Facebook :)
 

Kebijakan adalah kecerdasan untuk mengutamakan yang baik

Engkau yang sedang galau mengenai masa depanmu, dengarlah ini ....

"Janganlah kau jadikan kemungkinan kecewamu sebagai penghambat kerjamu."

Ketahuilah bahwa kegelisahan dalam penundaan - karena rasa takut akan kekecewaan, adalah perasaan yang lebih buruk daripada kekecewaan yang sebenarnya.

Caramu menggelisahkan kemungkinan kecewa, telah menjadikanmu peragu yang goyah pendiriannya dan tak lelap tidurnya.

Tuhan menciptakanmu kuat, tetapi Dia tidak menciptakanmu cukup kuat untuk secara sekaligus mengulangi penyesalan masa lalumu, sambil menyelesaikan tugas-tugasmu hari ini, sembari membesarkan kekhawatiranmu tentang masa depan.

Itu sebabnya Tuhan memberimu kecerdasan untuk mendahulukan yang seharusnya kau dahulukan, dan meninggalkan yang seharusnya kau tinggalkan.

Hanya dengannya engkau akan disebut bijak.

Adikku, ingatlah …

"Kebijakan adalah kecerdasan untuk mengutamakan yang baik."
 
 
dikutip dari Mario Teguh FanPage Facebook :)
 

Menjadi Pribadi Yang Diuntungkan Oleh Jaminan Berhasil

Sesungguhnya, tidak ada orang yang gagal.

SETIAP ORANG AKAN BERHASIL, DAN ITU PASTI.

Ada yang berhasil membuktikan cara-caranya baik, dan menguatkan diri dan hidupnya.

Dan ada yang berhasil membuktikan bahwa cara-caranya tidak menjadikannya apa-apa yang bernilai bagi dirinya dan orang lain.

Tetapi, mengapakah ada orang yang sampai tua tetap melakukan sesuatu yang hanya akan melemahkannya?

Itu karena ...

Sebuah kesalahan dilakukan dengan keyakinan, bahwa yang dilakukannya itu benar.

Maka,

Orang yang sudah lama berada dalam keadaan yang tidak membahagiakannya, harus ikhlas memeriksa ketepatan dari yang diyakini dan yang dilakukannya.

Hmm … itu sebabnya,

orang-orang sederhana dari keluarga yang bersahaja, berhasil menyeruak keluar dari kemiskinan, karena meyakini hal-hal yang sederhana, dan menindak-lanjutinya dengan kejujuran dan kerja keras.

Maka marilah kita memohon agar Tuhan merestui upaya kita untuk menyederhanakan dan tidak merumitkan yang kita yakini, untuk menyegerakan tindakan dalam kejujuran, agar kita dibahagiakan dalam keluarga yang sejahtera dan dalam peran yang penting di masyarakat.

Aamiin
 
 
dikutip dari Mario Teguh FanPage Facebook :)

Menjadi Pemimpin Yang Mengindahkan Kehidupan Sesama


Sahabat saya yang baik hatinya,

Di pagi yang indah dan damai ini, marilah kita niatkan ini sebagai langkah pribadi kita untuk menjadi pribadi yang lebih damai menyikapi perbedaan, agar kita diterima sebagai pemimpin oleh seluas-luasnya umat …

Tuhan kami Yang Maha Esa, yang kemahaanNya tak berbanding,

Engkau menciptakan kami sebagai manusia yang Kau hormati dan yang Kau harapkan saling menghormati sesama kami.

Sesungguhnya, jika Engkau berkenan - kami akan Kau jadikan satu kaum dengan kesamaan yang sempurna.

Tapi, Engkau maha berkehendak, dan adalah kehendakMu bahwa kami Kau ciptakan sebagai kaum-kaum yang berbeda di dalam kesamaan kami, dan sama di dalam perbedaan kami.

Engkau mengharapkan kami membangun kehidupan yang damai, yang sejahtera dan saling menghormati, agar kami menjadi rahmat bagi sesama dan alam.

Tuhan, kami mohon agar engkau menghapus kegamangan kami dalam pergaulan yang penting dan luas, agar kami menemukan dan membangun kualitas-kualitas diri yang memantaskan kami untuk menjadi pemimpin bagi seluas-luasnya umat.

Jadikanlah kami pemimpin yang menjadi pengindah kehidupan sesama dan pelestari keindahan alam.

Aamiin
 
 
dikutip dari Mario Teguh FanPage Facebook :)

Lomba Essay: Hari Ini, Esok dan Yang Akan Datang Di Dunia Teknologi Informatika


   Ketika saya harus memilih program studi atau jurusan yang akan di tempuh di bangku kuliah, ada beberapa hal yang saya perhitungkan dan dipertimbangkan dalam benak saya seperti, kemampuan, minat, bakat, kepribadian, cita-cita, prospek karir dan restu orang tua. Banyak orang yang berpandangan, pilihlah jurusan yang gampang (gampang masuk dan gampang lulus), supaya gampang dapat pekerjaan dan gajinya besar, tanpa memperhatikan sesuai minat atau tidak. Sebenarnya pandangan seperti itu perlu ditinjau ulang, karena memilih suatu jurusan bukanlah persoalan yang mudah. Karena salah memilih jurusan punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan kita dimasa mendatang. Dan jangan sampai pilihan kita dalam memilih jurusan di bangku kuliah nanti adalah ambisi orang tua atau karena kecemasan dan cara berpikir orang tua yang keliru dalam mempersepsi masa depan kita. Selain itu, kita juga harus mencari informasi mengenai sekolah-sekolah yang berkualitas dan melihat plus minusnya secara kongkrit. Dan yang paling penting sebelum kita bertindak, kita harus memikirkan semua hal dengan matang dan mantap. Karena, masa depan kita ada di tangan kita sendiri.
  
   Karena saya memilih jurusan Teknik Informatika, maka banyak profesi atau pekerjaan yang dibutuhkan pada lulusan Teknik Informatika, di antaranya Perbankan, Programmer, Sistem Analisis dan Instruktur dalam sebuah perusahaan. Tetapi, profesi atau pekerjaan impian saya yang ingin saya jalani selepas bangku kuliah yaitu bekerja pada sebuah perbankan atau menjadi programmer pada perusahaan, baik perusahaan milik pemerintah, swasta nasional maupun swasta asing.

    Perkembangan teknologi komunikasi dan komputer dengan kemampuan yang semakin canggih memungkinkan kita untuk memproses informasi secara tepat, cepat, dan akurat serta memperluas dan  meningkat kan penerapan otomasi di berbagai bidang, baik di bidang industri, bisnis dan perkantoran maupun dalam menunjang perkembangan ilmu dan teknologi. Selain itu, peran industri software sangat strategis, karena terkait dengan sektor ekonomis, dimana selain memberikan dampak yang luas terhadap perluasan kesempatan kerja juga berusaha meningkatankan/mengembangkan teknologi informasi dan untuk meningkatkan peluang investasi dan penyerapan tenaga kerja.

     Mengutip pernyataan guru TIK di sekolah saya, bahwa pada saat ini tingkat kebutuhan tenaga kerja menjadi seorang programmer itu tinggi. Hal tersebut membuat saya yakin memilih Teknik Informatika di bangku kuliah nanti. Karena Teknik Informatika menekankan pada bidang pemograman dan komputasi rekayasa piranti lunak, system basis data, komunikasi data dan jaringan komputer, intelegensia seni serta bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan pengembangan system informasi dan penempatan teknologi informasi lainnya untuk peningkatan efisiensi kerja dan mendukung keunggulan strategis organisasi dalam berkompetensi.
     
     Ada lima bidang kepeminatan yang dipelajari di jurusan TI, yaitu: Software Engineering mendalami berbagai metologi dan alat bantu pengembangan piranti lunak, Intelligent Systems mendalami berbagai teknik kecerdasan kongrate yang dapat diterapkan untuk memecahkan suatu permasalahan, Database Technology mendalami berbagai teknologi dan aplikasi basis data, Networking mendalami bidang jaringan komputer meliputi instalasi, administrasi dan managemen suatu jaringan komputer dan Aplied Networking (CISCO) mendalami teknologi jaringan komputer yang berbasis peralatan jaringan komputer  “CISCO”.








essay diatas adalah essay pertama yang saya buat untuk mengikuti lomba essay tingkat nasional yang diadakan oleh Yayasan Pendidikan Telkom. Alhamdulillah saya mendapatkan peringkat 30 dari 50 essay terbaik :) 

faktor² penyebab terpuruknya kualitas pendidikan di Indonesia!

1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.

2. Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Kendati secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup memadai, namun secara kualitas mutu guru di negara ini, pada umumnya masih rendah. Secara umum, para guru di Indonesia kurang bisa memerankan fungsinya dengan optimal, karena pemerintah masih kurang memperhatikan mereka, khususnya dalam upaya meningkatkan profesionalismenya. Secara kuantitatif, sebenarnya jumlah guru di Indonesia relatif tidak terlalu buruk. Apabila dilihat ratio guru dengan siswa, angka-angkanya cukup bagus yakni di SD 1:22, SLTP 1:16, dan SMU/SMK 1:12. Meskipun demikian, dalam hal distribusi guru ternyata banyak mengandung kelemahan yakni pada satu sisi ada daerah atau sekolah yang kelebihan jumlah guru, dan di sisi lain ada daerah atau sekolah yang kekurangan guru. Dalam banyak kasus, ada SD yang jumlah gurunya hanya tiga hingga empat orang, sehingga mereka harus mengajar kelas secara paralel dan simultan.

Bila diukur dari persyaratan akademis, baik menyangkut pendidikan minimal maupun kesesuaian bidang studi dengan pelajaran yang harus diberikan kepada anak didik, ternyata banyak guru yang tidak memenuhi kualitas mengajar (under quality).
Hal itu dapat dibuktikan dengan masih banyaknya guru yang belum sarjana, namun mengajar di SMU/SMK, serta banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki. Keadaan seperti ini menimpa lebih dari separoh guru di Indonesia, baik di SD, SLTP dan SMU/SMK. Artinya lebih dari 50 persen guru SD, SLTP dan SMU/SMK di Indonesia sebenarnya tidak memenuhi kelayakan mengajar. Dengan kondisi dan situasi seperti itu, diharapkan pendidikan yang berlangsung di sekolah harus secara seimbang dapat mencerdaskan kehidupan anak dan harus menanamkan budi pekerti kepada anak didik. “Sangat kurang tepat bila sekolah hanya mengembangkan kecerdasan anak didik, namun mengabaikan penanaman budi pekerti kepada para siswanya.

Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.


     3. Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Dengan pendapatan yang rendah, terang saja banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya.
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.
Tapi, kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Diberitakan Pikiran Rakyat 9 Januari 2006, sebanyak 70 persen dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen.

     4. Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.

Dalam skala internasional, menurut Laporan Bank Dunia (Greaney,1992), studi IEA (Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di Asia Timur menunjukan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD: 75,5 (Hongkong), 74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6 (Filipina), dan 51,7 (Indonesia).
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

Selain itu, hasil studi The Third International Mathematic and Science Study-Repeat-TIMSS-R, 1999 (IEA, 1999) memperlihatkan bahwa, diantara 38 negara peserta, prestasi siswa SLTP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-32 untuk IPA, ke-34 untuk Matematika. Dalam dunia pendidikan tinggi menurut majalah Asia Week dari 77 universitas yang disurvai di asia pasifik ternyata 4 universitas terbaik di Indonesia hanya mampu menempati peringkat ke-61, ke-68, ke-73 dan ke-75.

     5. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

6. Rendahnya Relevansi Pendidikan dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

    7. Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.

Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.

Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha.

Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang selalu berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”. Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.

Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu Pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.

Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).

Dari APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan dengan dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN (www.kau.or.id). Rencana Pemerintah memprivatisasi pendidikan dilegitimasi melalui sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, RUU Badan Hukum Pendidikan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan, penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.

Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional pendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin.

Hal senada dituturkan pengamat ekonomi Revrisond Bawsir. Menurut dia, privatisasi pendidikan merupakan agenda Kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara-negara donor lewat Bank Dunia. Melalui Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), Pemerintah berencana memprivatisasi pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.

Bagi masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Prancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan.

Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk cuci tangan.

pray for us! (ˇʃƪˇ)

Tuhanku Yang Maha Perkasa,

Kalah adalah keadaan sementara, tapi menyerah menjadikannya permanen.

Aku harus ikhlas menerima kemungkinan kalah, sebagaimana aku bersyukur dalam kemenangan.

Menang dan kalah adalah dua sisi dari satu koin yang sama.

Sehingga,

Menghindari kegagalan adalah sama dengan menghindari keberhasilan.

Maka proyek pribadiku hari ini, adalah ikhlas memasukkan diriku ke dalam kemungkinan kalah, karena hanya dengannya mungkin bagiku untuk menang.

Sesungguhnya Engkau memanggilku mendekat kepadaMu agar aku mencapai kemenangan.

Maka tak mungkin Engkau membiarkan kekasihMu yang kecil dan penuh harap ini gagal dalam perjalanan mendekatkan diri kepadaMu.

Tuhan, sabarkanlah aku di dalam kekalahan, karena itu syarat bagiku untuk sampai kepada kemenangan.

Tuhanku Yang Maha Kaya dan Maha Pemurah,

Menangkanlah aku di tahun yang baru ini.

Amin.












dikutip dari Mario Teguh FanPage Facebook :)