Senin, 07 Januari 2013

Yang Kedua

Kau bagai lagu indah, yang membuatku jatuh cinta dalam cara yang sederhana. Menyusup cepat ke dalam dada, mengentakkan kaki, lalu mengisi penuh ruang kosong jiwa. Kaulah lirik yang selalu bisa ku gumamkan berulang-ulang dalam benakku, tanpa jemu.

Kau tahu, ketika aku menyerahkan hatiku --telah ku serahkan seutuhnya.

Namun, mengapa kita tak bisa sekedar saling tatap? Mengapa kita tak bisa teriakkan bahwa cinta yang kita rasakan membuat bahagia dalam diri luruh hingga ujung-ujung jari yang menghangat.

Tak ada yang salah dengan cinta antara kau dan aku.

Mungkin, yang salah hanyalah waktu. Kau dan aku, seharusnya sejak dulu bertemu...


Kamu

Aku hanyalah jeda dalam nafasmu, sementara dia adalah udara yang kau hirup dalam setiap hela. Aku putuskan untuk berhenti berharap, dan aku tahu bahwa luka akan mendewasakanku.

Namun, kadang, malam membuatku meragu dan kembali bertanya, benarkah dirimulah cinta yang selama ini ku cari sepanjang waktu? Kau........, berilah aku isyarat. Satu kali lagi saja...............

Minggu, 06 Januari 2013

Ketika Mimpi Mengalihkan Duniaku #3

Penutupan pendaftaran SNMPTN Undangan sudah resmi di tutup. Aku sudah resmi memilih Undip dan IPB. Apakah semua sudah selesai? Tidak. Karena ternyata........ masih ada masalah lagi yang membuatku menangis dan menangiiiiiiiiiis :")

Suatu hari, ketika jam pelajaran kosong. Aku dan beberapa temanku duduk-duduk di selasar depan kelas sambil melihat ke setiap sudut sekolah, karena kebetulan kelasku ada di lantai 2. Ketika beberapa temanku sedang masuk ke dalam kelas, hanya ada aku dan satu temanku, sebut saja namanya, Bunga.

Awalnya kita mengobrol biasa dan kemudian dia menanyakan jurusan dan universitas yang beberapa temanku pilih. Aku sih menjawab apa yang aku tau, dia juga menanyakan hal yang sama kepadaku. Aku pun sebaliknya. 

"Lo pilih apa Rin?"

"Undip sama IPB, lo gimana?"

"Hah? Lo pilih IPB? Emang lo yakin bisa keterima di IPB? Hahaha.. Gue mah UPI sama UIN Jakarta"

"Ohaha"

Aku langsung diam dan pergi meninggalkannya.

Kata-katanya itu.........menusuk langsung ke jantung. Bener-bener bikin aku drop. Dan, aku langsung ngerasa minder kalo ada yang nanya aku pilih universitas apa.

Ya, aku tau, dia emang orang terpintar di kelas. Dan, emang aku ngga pernah bisa menyaingi dia. Aku tau, aku selalu ada di bawah dia ngga pernah sedikitpun diberi kesempatan untuk berada di atasnya.

Dia memang benar-benar pintar dan membuatku berfikir akan kebodohanku memilih universitas selevel IPB. Haha aku ini bodoh, pikirku saat itu.

Kata-kata diaaa.......... Ya, kata-kata dia benar-benar bikin aku tertohok hingga aku menangis dipelukan ibuku. Aku menceritakan semua itu kepada ibuku dan benar-benar ngga sanggup menahan air mata. Untung saja aku punya ibu yang baik, yang selalu ada dan mendengarkan semua keluh kesahku :")

"AKU BISA! AKU BISA! AKU BISA! AKU EMANG NGGA SE-PINTAR DIA. TAPI AKU YAKIN...........AKU PASTI BISA LEBIH BAIK DARI DIA. YA!! AKU YAKIN!! LIHAT SAJA NANTI!!!", ucapku saat itu dalam hati.

Beberapa minggu sebelum Ujian Nasional, di adakan berbagai macam tryout UN, dan salah satunya yang di selenggarakan oleh dinas pendidikan dan Universitas Gunadarma (UG). Aku tidak mendapatkan hasil TO yang bagus-bagus banget. Tapi, setelah UN aku mendapatkan surat dari UG, isinya pemberitahuan kalau aku mendapat beasiswa di UG dan masuk tanpa tes. Wah, lumayan buat cadangan, pikirku. Dengan pemikiran yang sama denganku, orang tuaku juga menyarankan untuk tetap mengambil beasiswa itu.

Dan, pada hari H dimana aku harus registrasi beasiswa aku di antar oleh ayahku ke kampus UG Bekasi. Saat itu, entah kenapa, hatu ku tiba-tiba bergerak untuk memilih Teknik Arsitektur-nya UG. Ayahku sempat bertanya tentang keyakinan aku untuk memilih Teknik Arsitektur dan sempat menawarkan aku untuk memilih jurusan lain, tapi aku berusaha meyakinkan ayahku dengan pilihanku. Karena sesungguhnya sampai detik itu orang tuaku ngga tau tentang mimpi itu.

Akhirnya, dengan proses ini itu. Aku resmi jadi calon mahasiswa baru Teknik Arsitektur-nya Universitas Gunadarma :)

26 Mei 2012

Hari itu... di Gedung PGRI Kab. Bekasi di selenggarakan Graduation Kelas 12 Tahun 2012. Hari itu aku dinyatakan lulus dan sekaligus perpisahan dengan teman-teman satu angkatan. Suasana haru tercium ketika kami satu persatu bersalaman dengan guru dan kepala sekolah yang juga ikut menangis :")

Sore harinya, sepulang dari Graduation aku mendapat kabar kalo pengumuman SNMPTN Undangan di percepat jadi hari itu jam 18:00 WIB. Dan saat itu sudah menunjukan pukul 17:00 WIB. Tapi, anehnya aku tidak merasa deg-deg-an, cemas, ataupun khawatir. Aku malah terlalu santai dan bercanda-canda sambil menikmati langit sore bersama orang tuaku di depan rumah.

Dan, disaat itu aku bilang sama orang tua ku kalo jam 6 sore pengumunan SNMPTN Undangan dan akhirnya aku menceritakan tentang mimpi itu sebagai alasan aku memilih Teknik Arsitektur. Mereka hanya tersenyum dan bilang, "kamu pasti bisa" :)

Pukul 6 sore, aku masih belum buka website SNMPTN. Bahkan aku jalan-jalan dengan Ayahku, kebetulan malam minggu tapi sms tidak henti-hentinya masuk ke hp ku. Aku lihat, semuanya dari teman-temanku di kelas, dengan sms yang hampir sama, mereka menanyakan hasil seleksi SNMPTN Undangan ku.

Aku membalas sms mereka dengan satu jawaban, "gue belom lihat, gimana hasil lo?"

Aku shock, ketika mereka membalas dengan sms yang hampir sama pula, "gue ngga dapet :("

Disitu aku langsung down. Bahkan aku sempat berfikir untuk tidak membuka website itu. Aku yakin aku sama nasibnya seperti mereka. Saat itu yang aku rasakan, aku mual, aku pengen nangis mengingat kata-kata temanku waktu itu. Dan, akhirnya hatiku tergerak untuk sms temanku yang mengatakan kata-kata itu. Kalian tau? Ternyata dia ngga lulus seleksi juga. Padahal aku yakin nilai-nilai dia mampu bersaing untuk merebutkan posisi di universitas yang dia pilih, tapi kenyataannya tidak.

Sekitar pukul 19:00 WIB aku memberanikan diri membuka website itu ditemani ayahku. Dan, ternyata hasilnyaaaaaaa.................

snmptn+undangan.JPG (1360×768)

Aku terpekik kecil melihat hasilnya, terharu dan ayahku langsung memeluk aku.
Aku sungguh-sungguh ngga kuat untuk menangis seperti tertahan.


Aku teringat mimpi itu....
Aku teringat kata-kata itu...
Aku teringat teman-temanku yang sangat mengharapkan kejutan ini...
Dan, ini...., aku dapatkan.
Ya, aku dapatkan se-utuh-nya.

TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012
Terimakasih Ya Allah... :")





Note: Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita, jangan pernah merendahkan orang lain sekalipun kamu tahu kamu memang yang paling segalanya. Tetap semangat mengejar mimpi kamu, sekalipun kamu harus melewati betubi-tubi rintangan. Ini hidupmu! Yang menentukan masa depanmu hanya dirimu sendiri, bukan orang lain. Dan, ingat, jika ingin mendapatkan yang terbaik meminta lah pada Tuhan mu! Dia akan memberikan jawaban terbaik untukmu, teman. Tetap rendah hati :)

Sabtu, 05 Januari 2013

Ketika Mimpi Mengalihkan Duniaku #2

Tapi, hari itu, malam itu, beberapa hari menuju penutupan pendaftaran SNMPTN Undangan...............

Malam itu aku tertidur lelap hingga aku memimpikan hal yang tak pernah kuduga. Mungkin, itu adalah jawaban dari semua do'a-do'a ku selama ini, tentang ke-galau-an memilih jurusan dan universitas. Aku memimpikan apa yang saat ini sedang aku jalani.  

Di alur mimpi itu, aku memilih 2 jurusan study ku, Kebidanan dan Arsitektur, 2 jurusan yang masing-masing aku daftar di Akademi Kebidanan dan Universitas Diponegoro. Dan, ketika pengumuman hasil seleksi, aku tidak di nyatakan lulus seleksi pada jurusan Kebidanan. Aku sempat menangis, tapi semua berubah ketika aku di nyatakan lulus seleksi di Undip jurusan Teknik Arsitektur. Setelah mimpi itu berakhir aku termenung ketika sadar dari tidurku.

Aku sempat berfikir, itu adalah sebuah jawaban dari do'a-do'aku tapi aku juga berfikiran kalo itu hanya sebuah bunga tidur yang terbawa suasana dari ke-galau-an ku. Sejak saat itu aku mulai berfikir keras untuk mengerti makna mimpi itu dan tak ada seorang pun yang tau tentang mimpi itu, termasuk orang tuaku.

Besok siangnya, adalah pengumuman seleksi SMBB Telkom. Aku sempat khawatir dan teringat mimpi itu. Tak ada bagian yang menjelaskan aku lulus seleksi Ilmu Komunikasi, bahkan menjelaskan aku memilihnya pun tidak. Dengan segenap rasa yang bercampur aku membuka situs pengumuman SMBB Telkom. Dan..........................Ah! Aku gagal lulus Ilkom-nya IM Telkom tapi.........lulus Desain Interior-nya STISI Telkom. Ini absurd! Hal yang ngga pernah aku ingin bahkan belum pernah aku pikirkan dapat ku gapai dengan mudah. Bertambah lagi hal yang membuatku galau.

Dan, akhirnya, aku memantapkan diri untuk masuk Arsitek Undip. Dengan tekad, atau lebih bisa disebut nekat aku berpaling dari semua jurusan yang aku rencanakan jadi 1 jurusan yang aku fokuskan, Teknik Arsitektur. Aku ungkapkan semua keinginanku untuk melanjutkan study yang aku pilih ke orang tua ku, walapun mereka sedikit kaget mendengarnya, karena tiba-tiba saja aku "banting stir", tapi, mereka setuju dan membebaskan ku memilih apapun yang aku ingin pilih.

Beberapa hari sebelum penutupan SNMPTN Undangan akhirnya aku daftar dan segera registrasi. Aku membuang semua rencana awalku dan melupakan jurusan-jurusan lain yang ingin aku ikuti.

Saat pendaftaran, aku pun masih galau. Karena yang aku tuju Arsitek Undip tok, benar-benar ngga ada jurusan dan universitas yang aku ingin lagi. Kali ini aku konsultasi lagi dengan Ayahku. Beliau memberikan saran untuk tetap memilih universitas yang dekat dengan daerahku. Padahal aku tadinya udah nekat cuma mau pilih Undip, tapi kata Ayahku jangan membuang-buang kesempatan. Kesempatan sekecil apa pun harus kita ambil. 

Dan, akhirnya, aku memilih IPB deh, karena yang aku tau disitu juga ada Arsiteknya --Arsitektur Landscape--  walau masih ada universitas yang arsiteknya lebih bagus, yaa, seenggaknya nilai ku bisalah buat masuk IPB (nyemangatin diri sendiri, saat itu).

Sudah selesai ke-galau-an ku tentang pilihan universitas, sekarang yang aku galau-kan adalah jurusan yang harus aku pilih. Karena masing-masing universitas memberikan kesempatan untuk memilih 2 jurusan yang kita ingin. Aku hanya punya 1 jurusan yang aku ingin, tapi karena ngga mau buang-buang kesempatan, yaudah deh aku mencari jurusan yang kira-kira nilai ku mampu menopang jurusan itu. 

Aku sempat ingin memilih Ilmu Gizi-nya Undip dan IPB tapi niat itu aku batalkan, lalu berfikir untuk masuk Kesehatan Masyarakat, Agribisnis, Teknik Lingkungan, Teknik Sipil, Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota...................sampai setengah jam kemudian dengan tekad dan nekat akhirnya aku memilih Teknik Sipil Undip dan Teknik Sipil & Lingkungan IPB. Jurusan yang sama saja dengan Teknik Arsitektur, tidak pernah aku tahu asal usulnya. Benar-benar nekat, bukan tekad!

Ke-galau-an berikutnya adalah........aku harus menempatakan pilihan pertamaku Undip dulu atau IPB dulu? Dan, setengah jam kemudian pula, aku memilih Undip dulu baru IPB, ini konyol sumpah. Dari sekian banyak orang yang mau masuk Undip mungkin mereka akan menempatkan IPB jadi pilihan pertama dulu. Tapi ini kan AKU!!! Beda dengan orang lain~

Finally, Pilihan ke-1 Universitas Diponegoro (1. Teknik Arsitektur, 2. Teknik Sipil), Pilihan ke-2 Institut Pertanian Bogor (3. Arsitektur Landscape, 4. Teknik Sipil dan Lingkungan).

Kemudian, aku juga meng-upload sertifikat prestasiku. Yaaah, siapa tau bisa jadi pertimbangan petinggi-petinggi disana untuk menerimaku di salah satu universitas tersebut. Walaupun aku yakin aku ngga bakal diterima di IPB, sudah jelas bangetkan......IPB mana mau di duakan cintanyaaaaaah .___.v

Sudah selesai registrasi dan bla bla bla...... aku langsung merasa tenang, seperti beban di pundakku sudah terangkat. Aku seperti bebas walau masih dag-dig-dug.

Tapi ternyata......... masih ada masalah lagi yang membuatku menangis dan menangiiiiiiiiiis :")


to be continued....

Kamis, 03 Januari 2013

Ketika Mimpi Mengalihkan Duniaku #1

Tulisan ini aku tunjukkan untuk kalian, yang masih mencari-cari setitik cahaya masa depan. Namun tulisan ini hanya bercerita, bukan memberi jawaban. Seperti kata Paulo Coelho di Twitter-nya: "There is no answer to the meaning of life. JUST ENJOY LIVING YOUR QUESTION".

Ini ceritaku, hampir 1 tahun yang lalu. Ketika aku masih duduk di bangku SMA kelas 12 semester dua. Saat itu aku dan beberapa teman-temanku sedang galau tentang universitas dan jurusan yang kita akan pilih setelah lulus nanti.

Bahkan, aku, mungkin salah satunya, yang labil bergonta-ganti jurusan yang ingin aku pilih. Sebenarnya hatiku sudah menetapkan satu jurusan yang aku ingin --kebidanan-- sejak aku masih duduk dibangku SMP. Tapi, entah kenapa, ketika saat itu, saat yang seharusnya sudah tidak perlu ada yang di galaukan lagi, semua berubah.

Berbagai jurusan di perguruan negeri aku cari tahu. Sampai aku, minat di beberapa jurusan, seperti Teknik Arsitektur, Ilmu Gizi, Agribisnis, bahkan Hubungan Internasional dan Ilmu Komunikasi, yang jelas-jelas bukan kelanjutan dari jurusan IPA.

Aku juga minat di beberapa Perguruan Tinggi Negeri, seperti Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Surakarta (UNS), Universitas Brawijaya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Soedirman dan 2 Universitas Swasta, Telkom Bandung (IM dan STISI) dan Universitas Gunadarma.

Sebulan sebelum pendaftaran SNMPTN Undangan aku sering keluar masuk ruang BP sekolahku untuk konsultasi tentang minatku kepada guru konselingku. Sampai akhirnya, aku menyaring beberapa jurusan yang aku pilih jadi 3 jurusan yang aku fokuskan, Kebidanan --seperti rencana awal--, Teknik Arsitektur dan Ilmu Komunikasi.

Sebenarnya, aku ngga tau kenapa aku bisa milih Teknik Arsitektur. Entahlah, tanpa alasan apapun hati ini bergerak sendirinya untuk memilih jurusan itu, bahkan aku sempat tidak jadi memilih jurusan itu.

Beberapa minggu sebelum pendaftaran SNMPTN Undangan, aku ikut Seleksi Mahasiswa Baru Bersama (SMBB) Telkom Bandung. Kenapa aku pilih Ilmu Komunikasi? Padahal aku jurusan IPA. Karena, yang aku tau aku suka dunia broadcasting, dunia jurnalis, dunia tulis menulis (salah jurusan SMA ini mah ya-__-). Dan, kenapa aku pilih IM Telkom? Karena yang aku tau prospek karir lulusan Telkom itu bagus walaupun mahal. Saat pendaftaran, aku memilih dua jurusan di Telkom, entah kali ini aku juga ngga tau kenapa hati ku bergerak memilih jurusan Desain Interior-nya STISI Telkom, padahal aku membatalkan memilih Teknik Arsitektur karena ngga tau alasan aku pilih Arsitek.

Aku udah percaya diri untuk masuk Telkom sampai aku membatalkan untuk tidak itu SNMPTN Undangan. Yaaah, ini keputusanku. Dan orang tuaku selalu mendukung apapun yang aku pilih.

Tapi, hari itu, malam itu, beberapa hari menuju penutupan pendaftaran SNMPTN Undangan...............

to be continued

Hujan Punya Cerita Tentang Kita

Jatuh cinta kepadamu begitu menyenangkan, seperti meringkuk dalam selimut hangat pada malam yang hujan. Seperti menemukan kepingan puzzle yang sedang kau susun.

Cinta ini sudah berada tepat di tempat yang seharusnya, di ruang hatimu dan hatiku.

Namun, mengapa resah yang justru merajai kita?
Padahal katanya..............cinta sanggup menjaga.

Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama ke dalam beribu-ribu rintik hujan: aku ingin hari depanku selalu bersamamu.

Mungkinkah? Mungkin hujan tahu jawabannya.

Hati Memilih


Seperti air mengalir, cinta pun mengalir menuju muaranya: keikhlasan.
Kita tak mampu memilih cinta mana yang hadir dalam cerita perjalanan kita. Kita yang Dia kirim, kita pun tak bisa memilah hanya cinta dan tawa—tanpa masa lalu, tanpa air mata, dan tanpa luka.
Katanya, cinta tidak pernah mengajarkan kita untuk menjadi lemah. Tak peduli siapa yang lebih mencintai, jika cinta itu mampu menguatkan dan mendorong kita untuk ikhlas menghadapi apa pun, itulah cinta yang harus kita pilih.
Namun, bagaimana jika memang lebih baik kau bersama orang yang mencintaimu ketimbang orang yang kau cintai? Bagaimana jika tetap berdiri di titik semula adalah hal terbaik untuk yang disebut hari depan?
Biarkanlah, biarkan hati yang memilih—hatimu, hatiku.

Cinta Tanpa Jeda

Telah lama aku tersesat, tak menemukan jalan pulang dalam cinta.
Bagimu, cinta tak bersyarat, membuat kita tak akan pernah hilang harapan.
Aku menangkap jelas isyarat cinta di matamu untukku. Kau bilang, kau jatuh cinta kepadaku, dan jika aku merasakan hal yang sama, itu sudah cukup bagimu. Ada binar ketulusan dalam tatapmu, yang berusaha kutepis, tetapi diam-diam juga kurindu.
Bagiku, cinta penuh syarat: hal-hal yang akan mengikat hatimu dan hatiku.
Jika aku menerimamu, maukah kau berjanji, dan hanya akulah yang ada dalam hatimu? Bisakah kau membuat hatiku tak terluka karena ia terlalu rapuh? Dan, bisakah kau menenangkan badai untukku dalam malam kelam?
Mungkin, aku terlalu banyak memiliki tanda tanya. Aku tahu…. Hanya saja, masa lalu terlalu kelam dan membuatku kehilangan kepercayaan dan harapan pada cinta….
Atau, cukup kau jawab yang ini saja: apakah ada cinta tanpa jeda itu bila aku bersamamu?

Angan

Ada yang berdegup-degup di hatiku, ini cinta. Aku tahu. Tapi, kenapa kau menatapku heran, tak ada yang salah bukan jika gadis remaja jatuh cinta?

Kadang, kita tak bisa memilih rasa asin dan manis karena keduanya telah tercampur dalam satu ramuan rasa. Namun, aku bisa memilih cinta di antara segala rasa yang ada.

Kau..., ada hal yang ingin kukatakan sejak awal aku bertemu denganmu....

Selasa, 01 Januari 2013

Pesan Singkat dari Ayah Tercinta♥

Received 01/01/2013
05:31
From: Papa
+62877********


Assalamu'alaikum Wr Wb Anggi...
Tak terasa 18 taun sudah terlewati,
Cepat rasanya waktu berlalu,
17 kali setiap tanggal 1 Januari
kita selalu kumpul bersama..
Tapi tahun ini Anggi ulang tahun jauh dari keluarga,
Tapi, walaupun demikian...
Ucapan dan do'a dari Papa tidak akan lupa...
"Selamat Ulang Tahun yang ke 18,
semoga Allah selalu memberikan rahmat,
hidayah dan kesabaran.
Semoga Allah memberikan rezeki
yang halal,
kemudahan segala urusan,
kesehatan dan keselamatan.
Semoga Allah mengqobulkan
apa yang menjadi cita-cita dan harapan Anggi"