Selasa, 10 Juli 2012

Anak SMA #Part3

Juli, 2009

Pagi buta di hari Senin.

Aku terbangun dan segera bergegas mandi dan sholat.
Setelah itu Aku merapikan semua perlengkapan MOPDIK Ku yang sudah Ku siapkan sejak sepulang Pra MOPDIK.

Aku bergegas pergi ke tukang sayur, yang pastinya untuk membeli sayur dan lauk, yang di sudah ditentukan oleh Kakak Kelas kemarin untuk dibawa sebagai salah satu persyaratan "GILAK" itu!
SeingatKu, Aku membeli seikat sayur bayam dan tempe. Sepertinya sih ya hehehe :P

Sambil menunggu IbuKu memasak, Aku memakai "atribut" MOPDIK. Dimana waktu itu Aku disuruh Kakak KelasKu menggunakan tas yang terbuat dari kantong kresek yang warnaya hitam-putih, lalu berdasi dari pete, bertopi yang terbuat dari besek serta harus di kuncir sebanyak tanggal hari itu, kalau tidak salah 13kunciran, sampai-sampai AyahKu membantu menguncir rambutKu hehehe, dan yang tidak pernah ketinggalan adalah papan nama. Celakanya semua embel-embel itu harus dipakai sebelum masuk gerbang sekolah, karena akan ada senior yang menunggu digerbang sekolah. Wah merah aja tuh muka ku kalau dilihat oleh warga sekitar sekolahKu. Tapi karena tuntutan senior, yaaaaah...............ikuti aja deh dari pada bonyok :D

Semua bereeeeeeeeees. Dan, siap berangkaaaaaaaaaaaaaaat!
Eh, tunggu! Masih ada satu masalah......!
Celaka!!!
Aku ke sekolah harus naik motor!!

Dan, apa mungkin orang-orang tidak "mentertawakan" Ku sepanjang perjalanan?


Aku tidak habis pikir. Macam manusia apa Aku berkeliaran di jalan umum dengan "atribut" seperti ini? Hhhhhhhhhhh.......-_________-

Aku sempat bercermin, memandang diriKu sendiri dengan "atribut" seperti itu. Belum lagi AyahKu yang malah tertawa melihatKu "seperti ini".

Sekitar jam 6 pagi aku berangkat menuju sekolah dengan "atribut" ini. Diantar IbuKu yang cantik. Semua embel-embel ini kututupi dengan jaketKu. Karena ya berhubung sekolahKu itu lumayan jauh dari rumah, maka Aku harus melewati beberapa sekolah yang juga sedang melaksanakan MOPDIK. Mereka juga tak kalah KONYOL-nya dari "atribut" Ku. Hahaha :D Sempat tertawa melihat mereka, tapi gak lama Aku langsung tersadar dengan diriKu sendiri yang sama saja seperti mereka.

Sesampainya disekolah.....tercintaaaaaaaaaaah!
Terlihat banyak siswa/i berseragam putih-biru berkerumun di depan sekolah. Ada yang mengantri masuk gerbang, karena sebelum masuk perlengkapan Kami dicek terlebih dahulu, ada yang sedang merapikan perlengkapan, ada juga yang sedang asik mengobrol dengan temannya, seakan MOPDIK ini sudah biasa bagi mereka.

Kami memasuki kelas masing-masing untuk menyimpan semua persyaratan, KECUALI embel-embel yang dipakai. Setelah itu, Kami berbaris rapi di lapangan sekolah. Mengikuti Apel Pembukaan MOPDIK dipagi hari yang cerah. Lalu, Kami kembali ke kelas masing-masing. Tak lama, Kakak Kelas pun masuk.

Kami di beri buku panduan Siswa Baru dan Jadwal MOPDIK. Sama seperti Pra MOPDIK Kami harus pulang sekitar jam 2 siang. Dan, sama seperti Pra MOPDIK pula Kakak Kelasnya masih saja Garing. Nge-jayus yang gak jelas dan gak penting. Buat Aku tertawa getir. HA HA HA

Lanjuuuuuuuut....

Tapi, ya. Sesuatu yang bikin Aku jantungan di acara MOPDIK ini ketika, sekumpulan Kakak Kelas berbaju Hitam dan bermuka sangar seperti ingin menerkam Kami karena tidak pernah makan setahun itu datang tiba-tiba.

Mereka dengan menakutkan datang tanpa permisi tanpa salam tanpa di-iyakan oleh Kami.
Meng-gedor - gedor pintu.
Berkoar-koar.
Memukul meja.
Melampiaskan amarah.
Melenyapkan segala persyaratan MOPDIK.
Menghancurkan waferKu.
Merusak topi besekKu.
Merobek papan nama teman-temanKu.
Membawa obor, eh enggak deng.
Mereka menghancurkan semuanya. Se-mu-a-nya. Betapa BAIKnya mereka tak menghargai semua usaha Kami. Mereka menatap kami dengan pandangan, terima kasih mainannya HAHAHA.

Kami diam. Mereka berlalu tanpa beban dan permisi. Kami tersenyum getir menahan emosi.
Tak lama "penguasa" itu datang menenteng pentungan satpam. Kini hanya satu orang saja. Tapi tetap saja datang tak di undang pulang tak di antar.

Mau apalagi sih ini......?, pikirKu.







Bersambung...............



With Love,

Ririn Anggi Angraeni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar